Selamat Datang di Blog Ponpes Life Skill Daarun Najaah Semarang Jawa Tengah | Tebarkan salam penuh dengan semangat untuk meraih Sukses, Sholeh dan Selamat Dunia Akhirat | Dapatkan informasi seputar kegiatan pondok dan artikel lainnya disini

MENU

Moon Calendar

Sabtu, 28 Maret 2015

Mengiblatkan al-Huda Gonorio



Ahad, 07 September 2014 jam 12.30 WIB (Waktu Indonesia Barat), waktu dimana ketika itu matahari telah bergeser beberapa derajat ke arah barat dari titik zawal. Tim Life Skill PPDN segera bergegas menuju Masjid Al-Huda Gondorio, Beringin, Ngaliyan, Kota Semarang untuk melakukan pelurusan arah kiblat, hal ini adalah kegiatan yang dilaksanakan tiap 2 sampai 3 kali tiap bulannya. Kegiatan ini merupakan implementasi dari ilmu yang telah didapat dan dipelajari karena hampir semua Tim Life Skill PPDN adalah mahasiswa Ilmu Falak, Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang dan semuanya adalah santri Life Skill PPDN yang diasuh langsung oleh Dr. KH. Ahmad Izzuddin, M.Ag.

Kegiatan rutin pelurusan arah kiblat yang diadakan tiap bulan ini dilakukan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, karena sebagai orang yang berilmu dan berintelektual akan sia-sia apabila ilmunya tidak diimplementasikan, kebalikannya bahwa apabila ilmu tersebut diimplementasikan terlebih untuk kemaslahatan umum, walaupun ilmu yang kita punya belum begitu banyak, insyaallah ilmu tersebut akan jauh lebih bermanfaat.

Jam 13.00 WIB, Tim Life Skill PPDN segera mempersiapkan senjata mereka untuk mulai melakukan pelurusan arah kiblat. Tripod theodolite segera dipasang ditempat yang sekiranya Theodolite dapat mendapatkan sinar matahari, karena tanpa sinar matahari Thedolite tak akan dapat bekerja, jadi sia-sia saja apabila melakukan pelurusan arah kiblat tanpa adanya sinar matahari, karena matahari adalah komponen utama dalam hal pengukuran arah kiblat. Walaupun ada beberapa alat yang digunakan dalam pengukuran arah kiblat yang tanpa perlu menggunakan sinar matahari, seperti kompas namun pada saat ini keakuratan perhitungan arah kiblat masih dipegang oleh alat yang bernama Theodolit yang sangat membutuhkan sinar matahari untuk menentukan azimuth kiblat.

Sebelumnya pada hari Sabtu, 06 September 2014 Tim Life Skill PPDN  melakukan koordinasi bersama ketua takmir masjid Al-Huda Gondorio, Bapak Sufiyanto untuk meminta izin mengadakan pelurusan di masjid yang sedang beliau pimpin tersebut. Karena walaupun kegiatan ini bertujuan baik untuk kemaslahatan umat namun tetap dalam prakteknya harus mendapatkan izin dari pihak yang bersangkutan demi kelancaran dan untuk menyambung tali silaturrahim, sehingga tidak dapat semena-mena melakukan pelurusan arah kiblat tanpa adanya sepengetahuan dari masyarakat atau pihak yang bersangkuatan, maka itulah betapa pentingnya koordinasi dan kerjasama demi terciptanya kerukunan.

Terkadang masyarakat yang kurang begitu paham tentang syari’at islam bertanya, “Apakah penting jika sholat harus dengan tepat menghadap kiblat ?”. Dalam persoalan menghadap kiblat ke arah Ka’bah semua empat mazhab yaitu, Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan Hambali telah bersepakat bahwa menghadap kiblat merupakan salah satu syarat sahnya sholat, sehingga mau tidak mau menghadap kiblat ketika mendirikan sholat hukumnya adalah wajib. Kemudian bagaimana apabila kita yang bertempat tinggal jauh dari kota Mekkah yang kita apabila ingin mendirikan sholat tidak dapat menghadap kepada ‘ainnya Ka’bah.

Dinukil oleh Abdurrachim dari Ali as-Sayis dalam Tafsir Ayatul Ahkam juz 1 halaman 35 yang ditulis oleh Dr. KH. Ahmad Izzuddin, M.Ag. dalam buku beliau Ilmu Falak Praktis dijelaskan bahwa golongan Hanafiyah dan Malikiyah berpandangan bahwa bagi penduduk yang tidak dapat menyaksikan Ka’bah kepada ‘ainnya Ka’bah (bangunan Ka’bah) maka cukup dengan menghadap ke arahnya saja.    

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar